Untuk memenuhi
diskripsi kerja dari suatu rangkaian terprogram (misal untuk
mengendalikan beberapa motor dengan waktu kerja yang berbeda /
berurutan), maka diperlukan alat penunda waktu kerja kontak (timer) yang bekerja sama dengan kontaktor magnit. Dari gambar di samping dari atas ke bawah berturut-turut adalah :
1. kontaktor magnit dengan waktu tunda hidup (on delay)
2. kontaktor magnit dengan waktu tunda mati (off delay)
3. kontaktor magnit dengan waktu tunda kombinasi hidup-mati
4. kontaktor magnit dengan waktu tunda hidup-mati kontinyu
4.3.3.1 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Hidup (On Delay)
Dari gambar di samping, timer on delay diset pada tva, sehingga bila kontaktor magnit aktif, kontak bantu NO-nya
akan merespon (bergerak ke kanan / terminal 7 – 8 akan sambung)
setelah waktu tva, dan akan lepas bila kontaktor magnit tidak bekerja.
Untuk mudah mengingat, perhatikan pada tanda ” ( ” seperti payung. Bila
tuas bergerak ke kanan, payung akan menahan / menunda gerakan
tersebut.
4.3.3.2 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Mati (Off Delay)
Timer off delay diset pada tvr. Bila kontaktor magnit aktif, maka kontak bantu NO langsung aktif juga (terminal 7 – 8 sambung). Selanjutnya bila kontaktor magnit tidak aktif, kontak bantu NO tetap aktif sampai waktu tvr (waktu tvr adalah waktu tunda dari kontaktor magnit tidak aktif sampai dengan kontak bantu NO lepas).
Perhatikan dalam gambar saat tuas bergerak ke kiri terlihat adanya payung ” ) ”.
4.3.3.3 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Kombinasi Hidup-Mati
Bila timer on delay diset pada tva dan timer off delay diset pada tvr, maka kontak bantu NO akan
aktif setelah waktu tva dari mulainya kontaktor magnit aktif. Dan akan
lepas setelah waktu tvr dari tidak aktifnya kontaktor magnit.
Perhatikan pada gambar, gerakan tuas ke kanan maupun ke kiri akan
tertahan dengan adanya tanda payung ” ( ” dan ” ) ”.
4.3.3.4 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Hidup-Mati Kontinyu
Pada timer ini dapat diatur di frekuensi tertentu, misalnya 1 Hz. Bila kontaktor magnit aktif, maka kontak bantu NO akan langsung aktif sambung-lepas / hidup-mati secara periodik / kontinyu sampai dengan kontaktor magnit tidak aktif.
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 2 untuk SMK, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 335 – 336.
2.Kontak Utama dan Kontak Bantu
Berdasarkan fungsinya, kontak-kontak pada kontaktor magnit ada 2 macam, yaitu kontak utama dan kontak bantu.
Kontak Utama :
Konstruksi
kontak-kontaknya dimensinya lebih luas dan tebal, sehingga mampu
dialiri arus listrik yang relatif besar (arus beban). Terminal keluarnya
yang ke beban (2, 4, dan 6) bisa disambungkan ke rele pengaman arus
lebih (Thermal Overload Relay).
Kontak Bantu :
Konstruksi
kontak-kontaknya berdimensi lebih sempit dan tipis, karena arus yang
melaluinya relatif kecil (arus untuk rangkaian kontrol). Penulisan
terminal kontakkontak bantu pada kontaktor magnit ditulis dengan angka
dan digit, yaitu untuk kontak-kontak NC, digit kedua dari terminal-terminalnya dengan angka 1 dan 2 untuk kontak-kontak NO, digit kedua dari terminal-terminalnya dengan angka 3 dan 4. Sedangkan kontak-kontak bantu untuk fungsi tertentu (misal dengan timer), kontakkontak NC, digit kedua dengan angka 5 – 6. dan untuk kontak-kontak NC nya, digit kedua dengan angka 7 – 8. Penulisan kontak bantu NC maupun NO sebagai berikut :
- Untuk kontak bantu biasa
NC .1 – .2
NO .3 – .4
- Untuk kontak bantu dengan fungsi tertentu
NC .5 – .6
NO .7 – .8
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 2 untuk SMK, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 334.
3. Kontaktor Magnet
Kontaktor
merupakan saklar daya yang bekerja berdasarkan kemagnitan. Bila koil
(kumparan magnit) dialiri arus listrik, maka inti magnit menjadi
jangkar, sekaligus menarik kontak-kontak yang bergerak, sehingga kontak
NO (normally open) menjadi sambung, dan kontak NC (normally close)
menjadi lepas. Gambar di samping adalah kontaktor magnit arus
bolakbalik, pada inti magnit dipasang cincin hubung singkat dengan
tujuan agar jangkar saat ditarik inti magnit tidak bergetar yang
menimbulkan bunyi dengung (karena pada arus bolak-balik frekuensi 50 Hz,
berarti dalam 1 detik inti magnit menarik dan mele-pas jangkar
sebanyak 50 periode, sehingga menimbulkan getaran).
Simbol
koil konduktor magnit seperti pada gambar di samping dengan terminal
kumparan A1 dan A2 yang disambungkan pada rangkaian kontrol. Sedangkan
pada bagian sebelah kanan adalah kontak-kontak sebagai saklar daya yang
berfungsi untuk mengalirkan arus beban yang relatif besar. Terminal 1,
3, dan 5 disambungkan ke sumber jaringan 3 fasa dan terminal 2, 4, dan 6
disambungkan ke beban (motor).
+ komentar + 1 komentar
Posting Komentar